Dalam benak kita, Dokter merupakan orang yang akan menyembuhkan kita di kala sakit. Atas nama sumpah profesi mereka, para Dokter biasanya akan melakukan untuk mengobati para pasienya dengan sebisa mungkin meminimalisir rasa sakit dalam proses pengobatan. Namun karena mereka bekerja di kala tubuh pasienya dalam kondisi yang lemah. Dan saat inilah kadang hal yang tak terduga bisa saja terjadi. Hal - hal tersebut bisa berupa kesalahan penanganan ini bisa berdampak ringan, namun tak jarang juga ada yang hingga menyebabkan kematian. Atau kadang kesalahan ini juga bisa berupa Inprovisasi metode penobatan yang bukanya menyembuhkan pasien namun justru malah membunuh mereka. Kita selama ini sudah mendengar kasus dimana ada paisen, yang harus meregang nyawa akibat penanganan yang salah dari seorang Dokter. Kasus - kasus seperti ini ternyata tak hanya terjadi pada kaum menengah kebawah, namun juga juga dapat menimpa kalangan atas dak orang - orang yang terkenal. Dan berikut ini adalah para Pesohor Dunia Yang Tewas Di Tangan Dokternya.
Raja George V
Seorang raja biasanya akan mendapatkan segala fasilitas serta pelayananan yang terbaik di dunia ini. Tempat tinggal terbaik, makanan terbaik dan juga perawatan kesehatan yang terbaik selalu tersedia bagi seorang raja. Karena itu biasanya seorang raja memiliki usia yang cukup panjang dengan kesehatan yang senantiasa terjaga. Namun sebuah kasus yang cukup langka terjadi pada Raja George V yang justru terbunuh karena statusnya sebagai seorang raja. Pada tanggal 15 Januari 1935 mendadak mengeluhkan seluruh badanya dingin, hingga jatuh pingsan sebelum akhirnya dinyatakan koma. Namun entah apa yang terjadi, kepala dari tim kedokteran kerajaan Inggris saat itu Lord Dawson, mengungkapkan sebuah pernyataan kontroversial yang menyebutkan jika waktu raja George sudah mendekati akhirnya. Pernyataan dari dokter utama kerajaan Inggris ini tentu saja segera menjadi berita utama yang menghiasi seluruh koran pagi yang terbit kala itu.
Padahal saat itu Raja George masih dalam keadaan koma dan masih belum sepenuhnya meninggal. Terdesak dengan munculnya pemberitaan ini, Lord Dawson yang termakan oleh ucapanya sendiri, akhirnya memutuskan untuk melakukan sebuah tindakan yang tak terduga. Sahabat anehdidunia.com demi melindungi nama baik dan Integritasnya sebagai dokter kerajaan. Lord Dawson akhirnya memutuskan untuk menyuntikan Morfine dan Kokain dalam dosis yang tinggi ke tubuh Raja George V. Akibat suntikan ini, Raja George V akhirnya meninggal pada tanggal 20 Januari 1936 pada pukul 23.55. Tragisnya lagi kebenaran dari penyebab kematian Raja Inggris ini baru terungkap pada tahun 1986, saat catatan pribadi dari Lord Dawson akhirnya terungkap ke hadapan publik. Dalam catatan ini juga terdapat catatan tentang kata-kata terakhir dari Raja Geoge V yang di alamatkan pada suster yang menyuntikan morfine dan juga kokain pada tubuhnya. Terhadap suster bernama Catherine Black tersebut Raja George berujar "God Damn You!" yang kurang lebih berarti "Terkutuklah Kau!".
Padahal saat itu Raja George masih dalam keadaan koma dan masih belum sepenuhnya meninggal. Terdesak dengan munculnya pemberitaan ini, Lord Dawson yang termakan oleh ucapanya sendiri, akhirnya memutuskan untuk melakukan sebuah tindakan yang tak terduga. Sahabat anehdidunia.com demi melindungi nama baik dan Integritasnya sebagai dokter kerajaan. Lord Dawson akhirnya memutuskan untuk menyuntikan Morfine dan Kokain dalam dosis yang tinggi ke tubuh Raja George V. Akibat suntikan ini, Raja George V akhirnya meninggal pada tanggal 20 Januari 1936 pada pukul 23.55. Tragisnya lagi kebenaran dari penyebab kematian Raja Inggris ini baru terungkap pada tahun 1986, saat catatan pribadi dari Lord Dawson akhirnya terungkap ke hadapan publik. Dalam catatan ini juga terdapat catatan tentang kata-kata terakhir dari Raja Geoge V yang di alamatkan pada suster yang menyuntikan morfine dan juga kokain pada tubuhnya. Terhadap suster bernama Catherine Black tersebut Raja George berujar "God Damn You!" yang kurang lebih berarti "Terkutuklah Kau!".
Presiden Garfield
Menjadi Presiden dari sebuah negara adidaya seperti Amerika Serikat, selalu akan membuat seseorang dianggap sebagai pemegang tampu kekuasaan dunia secara tak resmi. Namun di balik kesan yang sangat "wah" ini, terdapat tanggung jawab yang sangat besar dan menguras tenaga, waktu dan juga kesehatan seseorang. Belum lagi dengan ancaman pembunuhan yang hampir selalu mengintai orang no. 1 Amerika ini. Sejarah telah mencatat begitu banyak upaya pembunuhan terhadap Presiden Amerika. Dan salah satunya adalah yang menimpa Presiden ke - 20 Amerika yaitu James A. Garfield. Pada tahun 1881 Presiden Garfeld di tembak oleh seorang pria bernama Charles Guiteau dari arah belakang. Akibat tembakan ini terdapat sebuah peluru yang menemus punggung Presiden Garfield hingga nyaris mengenai pankreasnya. Luka tembak seperti ini sebenarnya tak fatal, hingga bisa menyebabkan kematian. Namun akibat penanganan yang terburu - buru serta ceoboh dari dokter yang menangani kala itu, Presiden Garfield akhirnya harus meninggal beberapa minggu kemudian akibat infeksi pada luka tembaknya.
Menurut kabar yang beredar infeksi ini di akibatkan oleh peralatan dokter yang tak steril. Beberapa saat setelah Presiden Garfield tertembak, dokter berusaha secepat mungkin untuk menanganinya. Karena terburu - buru konon dokter yang menangani kala itu bahkan berusaha untuk mengeluarkan peluru yang bersarang di punggung Presideng Garfield dengan jarinya tanpa mencuci tangan terlebih dulu. Hal ini kian diperparah dengan peralatan operasi yang juga tak di strerilkan terlebih dulu sebelum di gunakan untuk menangani luka Presiden Garfield. Belum cukup sampai di situ, konon salah satu dari dokter itu juga ada yang secara tak sengaja menyetuh liver sang presiden dengan jarinya. Sahabat anehdidunia.com kombinasi dari segala keteledoran ini akhirnya mengakibatkan luka yang dialami Presiden Garfield, mengalami Infeksi akibat paparan bakteri tepat delapan hari setelah Ia di tembak. Dan 11 minggu kemudian tepatnya pada 2 Juli 1881, Presiden Garfield akhirnya tutup usia karena Infeksi pada lukanya yang kian parah.
Menurut kabar yang beredar infeksi ini di akibatkan oleh peralatan dokter yang tak steril. Beberapa saat setelah Presiden Garfield tertembak, dokter berusaha secepat mungkin untuk menanganinya. Karena terburu - buru konon dokter yang menangani kala itu bahkan berusaha untuk mengeluarkan peluru yang bersarang di punggung Presideng Garfield dengan jarinya tanpa mencuci tangan terlebih dulu. Hal ini kian diperparah dengan peralatan operasi yang juga tak di strerilkan terlebih dulu sebelum di gunakan untuk menangani luka Presiden Garfield. Belum cukup sampai di situ, konon salah satu dari dokter itu juga ada yang secara tak sengaja menyetuh liver sang presiden dengan jarinya. Sahabat anehdidunia.com kombinasi dari segala keteledoran ini akhirnya mengakibatkan luka yang dialami Presiden Garfield, mengalami Infeksi akibat paparan bakteri tepat delapan hari setelah Ia di tembak. Dan 11 minggu kemudian tepatnya pada 2 Juli 1881, Presiden Garfield akhirnya tutup usia karena Infeksi pada lukanya yang kian parah.
Sigmund Freud
Sahabat anehdidunia.com tak semua Pesohor yang meninggal pada daftar ini merupakan korban dari keteledoran dokternya. Seperti contoh yang di alami oleh Sigmund Freud ini. Pria yang di kenal sebagai pendiri dari aliran "Psikoanalisis" dalam bidang Ilmu Psikologi ini di kenal sangat suka menghisap cerutu. Sangking sukanya menghisap cerutu Sigmund pernah tercatat menghisap cerutu selama 20 hari berturut - turut. Karena kebiasaan buruknya ini Sigmund akhirnya di diagnosis menderita kanker mulut.
Akibat penyakit ini pula selama dekade terakhir dalam hidupnya Sigmund akhirnya harus mengalami penderitaan yang tak berkesudahan. Sampai pada akhirnya menjelang akhir hidupnya, Sigmund yang nampaknya sudah tak kuasa untuk menahan rasa sakit lagi, bertanya pada dokter yang menanganinya, bagaimana cara agar Ia bisa mengakhiri hidupnya tanpa rasa sakit. Mendengar permintaan pasienya tersebut, dokter yang mengangani Sigmund akhirnya menyuntikan Morfine agar Sigmun tak merasakan sakit saat menghembuskan nafas terakhirnya. Pria penggemar cerutu ini pun akhirnya meninggal di tangan dokternya meski atas kemauanya sendiri.
Presiden George Washington
Akibat penyakit ini pula selama dekade terakhir dalam hidupnya Sigmund akhirnya harus mengalami penderitaan yang tak berkesudahan. Sampai pada akhirnya menjelang akhir hidupnya, Sigmund yang nampaknya sudah tak kuasa untuk menahan rasa sakit lagi, bertanya pada dokter yang menanganinya, bagaimana cara agar Ia bisa mengakhiri hidupnya tanpa rasa sakit. Mendengar permintaan pasienya tersebut, dokter yang mengangani Sigmund akhirnya menyuntikan Morfine agar Sigmun tak merasakan sakit saat menghembuskan nafas terakhirnya. Pria penggemar cerutu ini pun akhirnya meninggal di tangan dokternya meski atas kemauanya sendiri.
Presiden George Washington
Jika disuruh untuk memikirkan tentang penyakit yang mungkin bisa membunuh kita. Maka sepertinya radang tenggorokan bukanlah penyakit akan akan terlintas di benak kita. Namun penyakit yang terkesan sepele ini justru merupakan penyebab kematian dari Presiden pertama Amerika yaitu George Washington. Suatu hari di musim dingin, pria yang terkenal karena kisahnya yang menebang pohon apel ketika masih muda ini, memutuskan untuk makam malam tanpa terlebih dulu mengganti bajunya yang basah akibat terkena salju. Keesokan harinya akibat hal ini, mengeluhkan rasa sakit di tenggorokanya. Akibat peradangan yang ada di tenggorokanya, selama beberapa hari Presiden Washington mengalami kesulitan menelan, hal ini membuat dokternya memutuskan untuk melakukan penanganan yang umum untuk radang tenggorokan pada masa itu yaitu dengan membedah leher George Washington.
Ketika tindakan ini ternyata masih tak menampakan hasil, dokter kedua menyarankan untuk memecahkan benjolan - benjolan kecil yang ada di tengorokan Washington untuk mengeluarkan lendir di dalamnya. Namun tindakan ini justru berakibat fatal, karena Presiden Wasington mengalami pendarahan akibat banyaknya luka di tenggorokanya. Dan karena sebagian dari darah ini ada yang tertelan, dokter memutuskan untuk melakukan Enema (memasukan cairan ke lambung) untuk membuat Washington memuntahkan darah yang telah tertelan. Segala penanganan medis yang terkesan sembrono ini, pada akhirnya justru membuat tubuh Washington kian melemah akibat infeksi yang semakin bertambah parah. Sahabat anehdidunia.com hari - hari terakhir Presiden Washinton pun di lalui dengan rasa sakit, hal ini dibuktikan dengan kata - kata terakhirnya yang berbunyi "Docktor, I die hard. " yang kurang lebih berarti Dokter kematianku sungguh menyakitkan.
Michael Jackson
Ketika tindakan ini ternyata masih tak menampakan hasil, dokter kedua menyarankan untuk memecahkan benjolan - benjolan kecil yang ada di tengorokan Washington untuk mengeluarkan lendir di dalamnya. Namun tindakan ini justru berakibat fatal, karena Presiden Wasington mengalami pendarahan akibat banyaknya luka di tenggorokanya. Dan karena sebagian dari darah ini ada yang tertelan, dokter memutuskan untuk melakukan Enema (memasukan cairan ke lambung) untuk membuat Washington memuntahkan darah yang telah tertelan. Segala penanganan medis yang terkesan sembrono ini, pada akhirnya justru membuat tubuh Washington kian melemah akibat infeksi yang semakin bertambah parah. Sahabat anehdidunia.com hari - hari terakhir Presiden Washinton pun di lalui dengan rasa sakit, hal ini dibuktikan dengan kata - kata terakhirnya yang berbunyi "Docktor, I die hard. " yang kurang lebih berarti Dokter kematianku sungguh menyakitkan.
Michael Jackson
Mungkin sebagian besar dari kalian sudah tahu atau pernah mendengar kisah tentang akhir dari hidup yang King of Pop yang bisa dibilang cukup tragis. Michael Jackson secara mengejutkan di kabarkan meninggal pada tahun 2009, saat Ia tengah mempersiapan konser terakhirnya yang berjudul "This Is It, Michael Jackson." Pelantun lagu Billie Jean yang terkenal dengan gerakan tari moonwalknya ini, dinyatakan meninggal akibat serangan jantung pada tanggal 25 juni 2005 tepat sebulan sebelum konser akbarnya di gelar.
Namun karena kematianya yang begitu mendadak, muncul kecurigaan tentang penyebab kematian Michael Jackson yang sebenarnya. Pihak keluarga Jackson pun meminta dilakukan otopsi untuk mencari tahu penyebab kematian sebenarnya dari King of Pop ini. Dari hasil otopsi di ketahui jika dalam tubuh Jacko terdapat kandungan berbagai macam obat penenang dalam dosis cukup tinggi mulai dari, Valium, Midazolam, lorazapam, dan bahkan Propofol yang notabene merupakan obat bius. Kombinasi dari berbagai obat yang di suntikan oleh dokter pribadinya yang bernama Conrad Muray ini di duga kuat menyebabkan Jacko mengalami gagal jantung yang akhirnya mengakhiri hidup dari King of Pop ini. Meskipun akhirnya diputuskan bersalah karena kelalaianya dalam memberikan dosis obat penenang, namun dokter Conrad Muray menyangkal bahwa Ia sengaja membunuh Michael Jackson. Segala tindakanya itu, menurutnya merupakan tindakan yang dilakukan unuk membuat Michael bisa tidur, setelah selama beberapa bulan mengalami Insomnia akut akibat Strees berat yang di alami King of Pop ini jelang konser besarnya.
Namun karena kematianya yang begitu mendadak, muncul kecurigaan tentang penyebab kematian Michael Jackson yang sebenarnya. Pihak keluarga Jackson pun meminta dilakukan otopsi untuk mencari tahu penyebab kematian sebenarnya dari King of Pop ini. Dari hasil otopsi di ketahui jika dalam tubuh Jacko terdapat kandungan berbagai macam obat penenang dalam dosis cukup tinggi mulai dari, Valium, Midazolam, lorazapam, dan bahkan Propofol yang notabene merupakan obat bius. Kombinasi dari berbagai obat yang di suntikan oleh dokter pribadinya yang bernama Conrad Muray ini di duga kuat menyebabkan Jacko mengalami gagal jantung yang akhirnya mengakhiri hidup dari King of Pop ini. Meskipun akhirnya diputuskan bersalah karena kelalaianya dalam memberikan dosis obat penenang, namun dokter Conrad Muray menyangkal bahwa Ia sengaja membunuh Michael Jackson. Segala tindakanya itu, menurutnya merupakan tindakan yang dilakukan unuk membuat Michael bisa tidur, setelah selama beberapa bulan mengalami Insomnia akut akibat Strees berat yang di alami King of Pop ini jelang konser besarnya.
Joan Rivers
Komedian Joan Rivers, mungkin adalah salah satu dari sedikit selebriti Hollywood yang tak malu untuk mengakui bahwa dia telah melakukan operasi plastik. Dalam beberapa lawakan khasnya, wanita berambut pirang ini bahkan sering berujar, bahwa Ia berharap punya saudara kembar agar Ia bisa ingat wajahnya tanpa sentuhan operasi palstik. Namun pada tahun 2014 ketika Ia sedang menjalani salah salah satu operasi plastik rutinya muncul sebuah komplikasi yang mengakibatkan nyawa Joan Rivers harus berakhir di meja operasi.
Awalnya banyak yang menganggap bahwa ini merupakan sebuah kesalahan yang tak di sengaja. Tapi belakangan di keahui jika terjadi kesalahan saat pemeriksaan tenggorokan Joan. Hal inilah yang di duga kuat menjadi penyebab kematian dari komedian senior ini dan tak ada hubunganya sama sekali dengan operasi palstik yang Ia lakukan. Pada tahun 2016 yang lalu dokter yang menangani Joan Rivers akhirnya di dakwa bersalah atas tuduhan malpraktik yang akhirnya menewaskan Joan Rivers.
Abraham Lincoln
Awalnya banyak yang menganggap bahwa ini merupakan sebuah kesalahan yang tak di sengaja. Tapi belakangan di keahui jika terjadi kesalahan saat pemeriksaan tenggorokan Joan. Hal inilah yang di duga kuat menjadi penyebab kematian dari komedian senior ini dan tak ada hubunganya sama sekali dengan operasi palstik yang Ia lakukan. Pada tahun 2016 yang lalu dokter yang menangani Joan Rivers akhirnya di dakwa bersalah atas tuduhan malpraktik yang akhirnya menewaskan Joan Rivers.
Abraham Lincoln
Rasa - rasanya hampir semua orang sudah tahu tentang kisah pembunuhan Presiden Lincoln. Presiden Amerika ke - 16 ini tewas akibat dua tembakan dari jarak dekat yang telak mengarah ke kepala, oleh seorang pria bernama John Wilkes, kala Lincoln tengah menonton pertunjukan theater. Tapi benarkan seperti itu ? Di era modern saat ini, sebuah tembakan yang kepala biasanya memang akan berakhir dengan kematian. Namun lain halnya dengan era perang sipil kala itu, banyak orang yang mengalami luka tembak di kepala tapi tetap mampu bertahan hidup. Jadi meskipun luka yang di alami oleh Presiden Lincoln terlihat parah, bukan berarti itu mematikan. Banyak yang percaya jika bukan tembakan itu yang sejatinya menewaskan Presiden Lincoln melainkan penaganan medis yang keliru lah yang justru mengakhiri hidup sang Presiden.
Seorang dokter bernama Charles Leale yang kebetulan berada di tempat yang sama ketika peristiwa penembakan itu terjadi, merupakan orang pertama yang menangani luka yang di alami Presiden Lincoln. Dalam laporanya Ia menulis jika, saat kejadian tersebut Ia berhasil mengeluarkan sebuah gupalan darah seukuran jari kelingking dari luka bekas tembakan tersebut. Hal ini di duga kuat justru menjadi penyebab utama kematian Presiden Lincoln karena dalam pemeriksaan lanjuta yang di lakukan oleh dokter lain di temukan fakta bahwa penyebab kematian Lincoln yang sebenarnya bukanlah luka yang ada di kepalanya melainkan karena Presiden Lincoln kehabisan darah akibat luka yang terus terbuka, akibat gumpalan darah yang menyumbat luka tersebut hilang.
Raja Charles II
Seorang dokter bernama Charles Leale yang kebetulan berada di tempat yang sama ketika peristiwa penembakan itu terjadi, merupakan orang pertama yang menangani luka yang di alami Presiden Lincoln. Dalam laporanya Ia menulis jika, saat kejadian tersebut Ia berhasil mengeluarkan sebuah gupalan darah seukuran jari kelingking dari luka bekas tembakan tersebut. Hal ini di duga kuat justru menjadi penyebab utama kematian Presiden Lincoln karena dalam pemeriksaan lanjuta yang di lakukan oleh dokter lain di temukan fakta bahwa penyebab kematian Lincoln yang sebenarnya bukanlah luka yang ada di kepalanya melainkan karena Presiden Lincoln kehabisan darah akibat luka yang terus terbuka, akibat gumpalan darah yang menyumbat luka tersebut hilang.
Raja Charles II
Raja Charles II dari Inggris adalah salah satu contoh lain, dari penanganan yang berlebihan dari dokter. Empat belas dokter tercatat mendampingi hari - hari terakhir Raja Charles sambil berharap dapat menerapkan metode pengobatanya pada sang raja yang mengalami sebuah luka sayatan yang Ia derita ketika sedang bercukur. Luka kecil ini tak disangka menjadi awal dari penderitaan sang raja hingga akhir hayatnya.
Akibat metode pengobatan yang aneh, luka Raja Charles tak kunjung sembuh bahkan melepuh dan terus mengeluarkan darah. Kepalanya bahkan di botaki, di kuras perutnya hingga di wajibkan menggunakan plaster yang terbuat dari kotoran burung nerpati di sekujur tubuhnya. Segala metode pengobatan nyeleneh tersebut hanya dilakukan dalam satu hari, dan selama beberapa hari berikutnya masih dilakukan pengobatan lain dengan obat - obatan asing yang akhirnya justru membuat kesehatan Raja Charles kian memburuk hingga akhirnya menewaskan Raja Charles II.
Namun meskipun tengah mengalami rasa sakit yang tak terkira, Raja Charles masih mampu menunjukan sikapnya sebagai seorang bangsawan dengan mengijinkan orang yang menjenguknya untuk melihat kondisi terakhirnya. Ia bahkan meminta maaf pada para tamunya dengan berujar "Kalian Harus Memaafkan Saya Tuan - tuan karena menyambut kalian dalam keadaan paling menyedihkan di akhir hidup Saya."
Akibat metode pengobatan yang aneh, luka Raja Charles tak kunjung sembuh bahkan melepuh dan terus mengeluarkan darah. Kepalanya bahkan di botaki, di kuras perutnya hingga di wajibkan menggunakan plaster yang terbuat dari kotoran burung nerpati di sekujur tubuhnya. Segala metode pengobatan nyeleneh tersebut hanya dilakukan dalam satu hari, dan selama beberapa hari berikutnya masih dilakukan pengobatan lain dengan obat - obatan asing yang akhirnya justru membuat kesehatan Raja Charles kian memburuk hingga akhirnya menewaskan Raja Charles II.
Namun meskipun tengah mengalami rasa sakit yang tak terkira, Raja Charles masih mampu menunjukan sikapnya sebagai seorang bangsawan dengan mengijinkan orang yang menjenguknya untuk melihat kondisi terakhirnya. Ia bahkan meminta maaf pada para tamunya dengan berujar "Kalian Harus Memaafkan Saya Tuan - tuan karena menyambut kalian dalam keadaan paling menyedihkan di akhir hidup Saya."
0 comments
Post a Comment