Friday, 5 August 2016

Permainan Tradisional Anak-anak Khas Indonesia Yang Kini Sudah Hampir Punah

Anak-anak tak akan bisa dilepaskan dari hal yang berbau permainan serta berragam jenis mainan yang biasa mereka mainkan. Sayangnya anak-anak jaman sekarang lebih suka bermain dengan Gadget mereka dan duduk selama berjam-jam di dalam rumah. Hal ini menurut sebuah artikel dari majalah Kompas merupakan sebuah ancaman serius yang dalam 10 tahun kedepan akan menghasilkan sebuah generasi "Gagal" karena kurangnya kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan sosialnya, hal ini disinyalir karena mainan anak jaman sekarang cerderung mendorong anak untuk pasif, yang akan terbawa hingga mereka dewasa kelak.

Hal ini sangat bertolak belakang dengan permainan Anak-anak pada Jaman dulu yang jauh lebih beragam dan membuat mereka bergerak lebih aktif. Bagi kalian yang tumbuh di era tahun 80 dan 90 tahunan pasti tahu betapa serunya permainan kelereng, menegangkanya gobak sodor  ataupun permainan layang-layang yang bisa membuat kalian lupa waktu, hinga membuat Ibu kita sampai harus mencari ke lapangan untuk menyuruh kita pulang. Sayangnya permainan permainan Tradisional ini kini sudah nyaris punah, dan hanya bisa di temui di daerah-daerah pelosok saja. Sebelum permainan ini akhirnya benar-benar menghilang, alangkah baiknya jika kita sedikit bernostalgia dengan kembali mengingat permainan-permainan tradisonal jaman dulu lewat artikel Permainan Tradisional Anak-anak Khas Indonesia Yang Kini Sudah Hampir Punah.

Layangan

Layangan atau Layang-layang merupakan sebuah mainan yang terbuat dari dua ruas bambu yang di ikat secara melintang lalu ditutup dengan kertas atau kantong kresek bekas kemudian di beri tali sebagai pengikat sekaligus kemudi bagi layangan itu saat terbang, permainan ini merupakan salah satu mainan tradisional yang sangat populer pada tahun 90an. Hampir semua anak laki-laki (tak jarang juga perempuan) tahu dan pernah memainkan layangan, cara bermainya pun sangat sederhana karena kita hanya perlu menarik layangan sambil berlari, dan mengulur talinya sedikit demi sedikit hingga layangan ini bisa terbang kelangit. Namun hal sederhana inilah yang justru membuat layangan sangat di gemari pada masanya, bagi kalian yang pernah memainkan permainan ini pasti tahu bahwa ada semacam kepuasan tersendiri saat kita melihat layangan yang kita terbangkan, berhasil berada di tempat tertinggi dan mengalahkan layangan lain milik teman kita.

Saat bermain layangan anak-anak akan secara tak sengaja belajar untuk mengatur timming serta melatih kesabaran, karena saat mencoba menerbangkan layang-layang seorang anak dituntut untuk memilih waktu yang tepat saat angin tak terlalu kencang ataupun lambat, juga tak boleh tergesa-gesa karena jika berlari terlalu cepat agar layangan bisa terbang dengan mulus dan memanfaatkan angin sebaik mungkin. Namun sayangnya permainan tradisional yang edukatif ini kini sudah mulai jarang di temui, terutama di perkotaan karena mulai tergusur oleh mainan remot kontrol yang lebih mudah dimainkan.

Gasing

Bagi yang tumbuh besar di era 90an rasanya sudah tak asing dengan mainan ini. Gasing atau orang biasa menyebutnya sebagai Gasingan merupakan mainan yang berbuat dari kayu (Jenis apapun boleh asal cukup keras) yang dibentuk sedemikian rupa agar memiliki ujung runcing di bawahnya dengan sebuah pegangan kecil diatasanya untuk tempat menikatkan tali. Cara permainanya pun cukup sederhana dan bisa dimainkan 2 orang atau lebih, kita hanya perlu mengikatkan seutas tali pada bagian atas Gasing lalu menggulungnya searah dengan jarum jam, setelah gulungan dirasa cukup dan rapat, kita hanya perlu memegang ujung tali lainya di tangan kemudian melemparkan Gasing itu sekuat tenaga ke tanah, agar gasing dapat berputar pada porosnya. Inilah yang membuat Gasing sangat menarik pada masanya, karena kita harus bisa mengontrol lemparan gasing kita agar dapat mendarat di tanah dengan benar dan bisa berputar dengan baik selain itu kita juga bisa beradu dengan teman sebaya kita, Gasing siapa yang paling lama berputar, dan menunjukan siapa yang pailng jago dalam memainkan mainan yang terbuat dari kayu ini. Selain Gasing aduan yang terbuat dari kayu Gasing juga masih punya satu varian lain yang terbuat dari bambu. Gasing yang terbuat dari bambu ini memiliki sebuah lubang kecil pada sisinya, yang akan berbunyi saat berputar akibat gesekan angin yang masuk memalui celah yang ada.

Congklak

Permainan Tradisional yang berikutnya adalah Congklak atau juga memiliki nama lain Dakon, merupakan permainan yang biasa dimainkan oleh anak perempuan pada dekade 80 sampai 90an. Permainan yang menggunakan sebuah papan kayu berbentuk memanjang yang di beri beberapa lubang kecil (Antara 5-7) di tiap sisinya serta sebuah lubang yang lebih besar di masing-masing ujungnya. Guna dari lubang-lubang ini adalah untuk meletakan biji congklak yang akan di mainkan, biji congklak sendiri bisa menggunakan biji buah/tanaman, kelereng, batu kerikil atau benda berukuran kecil lainya yang bisa digenggam dengan tangan. Cara permainan Congklak pun tebilang sederhana karena kita hanya perlu mengambil biji congklak yang sudah kita masukan dalam lubang (1 Lubang = 7 biji congklak) di wilayah permainan kita, lalu menaruhnya satu demi satu kesetiap lubang yang ada searah dengan jarum jam sampai biji itu habis.
Jika biji itu habis di lubang kosong yang ada di wilayah kita, maka kita bisa mengambil semua biji congklak yang ada di wilayah lawan dan memasulkanya ke lubang lebih besar di wilayah kita. Dan Sebaliknya jika biji congklak yang kita rotasi itu berhenti di wilayah lawan maka, giliran main kita akan berhenti dan lawan bisa memulai giliran mainya. begitu terus hingga tak ada biji congklak yang tersisa di lubang kecil. Setelah itu tinggal hitung saja biji congklak siapa yang pailng banyak maka dialah pemenangnya. Meskipun sederhana permainan ini sebenarnya mengajarkan untuk menghitung dengan cermat, agar biji congklak yang kita mainkan bisa masuk sebanyak mungkin ke wilayah kita, hal ini mengajarakan anak untuk lebih teliti dan memperhitungkan sesuatu sebelum bertindak.

Egrang

Egrang merupakan sebuah permainan yang menggunakan dua bilah bambu yang di beri sebuah pijakan untu kaki. Dulu permainan ini cukup populer di kalangan ank laki-laki maupun perempuan karena cara permainanya yang sederhana serta tak perlu ada yang menag ataupun kalah. Cara memainkan Egrang sebenarnya sederhana namun akan sedikit sulit untuk yang belum terbiasa, karena kita harus menyesuaikan kesembangan tubuh saat berpijak pada tumpuan kecil yang ada di bilah bambu dan mulai berjalan. Permainan ini pada dasarnya cukup menyenangkan karena kita bisa merasa lebih tinggi saat menggunakan Egrang. Sayangnya kini permainan ini sudah sangat jarang di temui, padahal dulu hampir tiap sore saat musim kemarau di desa-desa anak-anak baik laki-laki maupun perempuan akan bermain Egrang sambil mengelilingi kampung sambil sesekali kadang saling salip seperti orang yang sedang berlomba

Kelereng

Kelereng atau Gundu merupakan salah satu permainan Tradisional paling tua pernah ada. Permaian ini menggunakan sebuah bola seukuran dengan Ibu Jari yang bisanya terbuat dari bahan kaca ataupun tanah liat, da juga yang terbuat dari besi namun sangat jarang di temui karena terlalu berat intu di mainkan oleh anak-anak. Untuk bermain kelereng kita bisa melakukanya dengan beberapa teman secara langsung, antara 2 sampai 5 orang, cara memainkan kelereng juga sangat sederhana, kita hanya perlu mengumpulkan semua kelereng yang sudah dikumpulkan dari semua pemain yang ikut dalam sebuah lingkaran yang di gambar di atas tanah dan berusaha mengeluarkan semua kelereng yang ada dalam lingkarang menggunakan kelereng jagoan kita atau yang di sebut sebagai "Gacuk" dengan cara menjentikanya menggunakan Ibu jari, mirip seperti permainan billyar, semua kelereng yang keluar dari akan menjadi milik kita dengan syarat kelereng Gacuk kita tak terjebak di dalam lingkaran. Hal ini terus dilakukan hingga semua kelereng habis dan yang paling banyak mengumpulkan kelereng akan dianggap sebagai pemenang. sedangkan untuk menentukan urutan yang memuai duluan biasanya di lakukan dengan cara suit. Permainan ini melatih fokus serta konsentrasi saat mata anak saat membidik kelereng serta strategi untuk menentukan urutan dalam permainan.

Ular Tangga

Ular Tangga merupakan permainan yang sudah ada sejak tahun 1870an, dan menjadi salah satu permainan yang paling di gemari anak-anak selama lintas Jaman hingga akhir tahu 2000an. Permainan ular bisa dimainkan 2 sampai 4 orang sekaligus dengan menggunakan sebuah papan permainan yang terbuat dari kertas dengan kotak-kotak kecil yang tergambar diatasnya, selain kotak-kotak ini juga terdapak gambar Ular serta Tangga yang merupakan inti dari permainan ini. Aturan dari permainan ini cukup sederhana kita hanya perlu membuat bidak yang kita punya untuk sampai kepempat finis sebelum bidak milik lawan, dan untuk mengerakan bidak ini kita bisa menggunakan dadu yang di kocok terlebih dahulu, kita hanya bis menggerakan bidak sesuai dengan jumlah angka yang keluar dari dadu. Hal ini dilakukan secara bergantian dengan pemain lain sampai ada yang berhasil mencapai finis, sedangkan yang membuat permainan ini menarik adalah aturan bahwa saat kita ada di kotak yang terdapat ekor ular maka kita di haruskan turun sampai sampai ke kotak di mana kepala ular itu berada , hal ini cukup mengesalkan karena kadang saat kita sudah hampir samai ke tempat finis ada saja ekor ular yang bisa membuat kita turun lagi ke bawah, karena itu anak yang memainkan ular tangga akan sebisa mungkin menghindari kotak yang terdapat ekor ular di dalamnya. Berbeda halnya dengan kotak yang terdapat tangganya, karena jika kita berhenti di kotak tersebut maka secara otomatis bidak yang kita miliki akan diperbolehkan naik ke kotak yang lebih tinggi di mana ujung tangga lainya berada. Mungkin kalian juga pernah merasakanya, bahwa saat kita berhasil berhenti di kotak yang ada gambar tangga, rasanya sudah seperti menang lotre saja.

Gobag Sodor

Untuk Permainan Tradisional yang satu ini agak sedikit berbeda dengan permainan trasional lainya yang tergolong mudah dimainkan, karena Gobak Sodor tergolong sebagai permainan yang rumit dan membutuhkan setidaknya 6 sampai 10 orang dalam satu kali permainan. Gobak Sodor merupakan permainan yang membutuhkan strategi serta kelincahan permainanya. Untuk bermain Gobak Sodor anak-anak harus menggambar beberapa kotak berukuran 3 sampai 5 meter yang akan menjadi arena bermain bagi 2 tim, yaitu tim penyerang dan tim yang bertahan.'

Tugas dari tim penyerang adalah untuk sampai kegaris finis tanpa tersentuh sedikitpun oleh tim penjaga, karena jika sampai tersentuh maka pemain itu akan dianggap mati dan skor akan bertambah untuk tim yang bertahan, begitu pula sebaliknya jka anggota tim menyerang berhasil lewat tanpa tersentuh maka skor akan menjadi milik tim penyerang. Hal ini akan terus di lakukan samai seluruh anggota tim penyerang lewat, dan pemenagnya di tentukan dengan menghitung skor yang ada. Dan Karena dihitung dari anggota tim penyerang yang bisa lewat atau mati inilah permainan Gobag Sodor biasanya dimainkan dengan anggota tim yang Ganjil boleh 3 , 5 atau lebih asalkan Ganjil. Bagi kalian yang pernah memainkan pernaina ini pasti tahu betapa menegangkanya Gobak Sodor, kadang kita bahkan harus bermain "Agak Licik" untuk menipu tim penjaga agar bisa lolos dan tak tersentuh, tak jarang juga bahkan sampai ada yang melakukan sliding di tanah agar bisa lolos dari sentuhan permain bertahan. Gobak Sodor sebenarnya adalah permainan trdisional yang sangat bagus karena bisa melatih anak untuk bekerja sama dengan teman sekaligus melatih kelincahan mereka, namun sayangnya permainan yang satu ini kian tergerus jaman dan sudah sangat jarang di temui saat ini.

Engklek

Permainan Tradisional terakhir adalah Engklek, bagi yang menghabiskan masa kecilnya pada tahun 90an, kalian mungkin pernah memainkan permainan yang satu ini bersama beberapa teman saat istirahat sekolah. Seperti halnya permainan tradisional lainya, cara bermain Engklek sangatlah mudah, kita hanya perlu menggambar semacam petak bersusun yang di beri angka dari 1 sampai 10/12, setelah itu secara bergantian dengan pemain lainya yang jumlahnya biasanya mulai dari 2 sampai 5 orang. Saat permainnan di mulai kita akan melemparkan Gacuk atau penanda wilayah kita pada petak yang kita inginkan, Gacuk ini sendiri biasanya terbuat dari pecahan genting atau koin. Setelah itu kita harus melewati petak-petak tersebut dengan melompat menggunakan satu kaki, ketempat gacuk kita berada sampai ke kotak paling atas. Sedangkan yang membuat permainan ini cukup menantang adalah karena kita tak diperbolehkan untuk menginjak petak yang di dalamnya terdapat Gacuk milik lawan, hal ini tentunya membutuhkan keseimbangan tinggi karena kita hanya di perbolehkan menggunakan satu kaki untuk berdiri. Tapi jangan bayangkan kalau permainan ini akan menjadi sesuatu yang menegangkan karena, yang akan kita dengar saat anak-anak memainkan permainan ini adalah gelak tawa yang riang akibat tingkah lucu mereka saat akhirnya terjatuh karena tak bisa menjaga keseimbangan.


0 comments

Post a Comment