Friday, 2 September 2016

Kain Besurek, Batik Khas Bengkulu



Kain/Batik Besurek khas Bengkulu
Indonesia memang memiliki keberagaman adat istiadat dan budaya. Batik contohnya, hampir seluruh wilayah di Indonesia memilikinya. Tapi “lain padang lain pula belalangnya”, ungkapan tersebut terasa pas jika berbicara batik. Palembang punya songket, Jawa Barat punya piring selampat dan karang jahe, dan Bengkulu punya Kain Besurek. Ayo kita simak dan kenali batik yang satu ini untuk menambah hasanah kita soal batik nusantara.

Kain besurek adalah salah satu kain batik hasil kerajinan tradisional daerah Bengkulu yang telah diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.

Kain besurek merupakan hasil budaya masyarakat Melayu Bengkulu, tapi pada motifnya terlihat pengaruh unsur-unsur kebudayaan Islam, yaitu motifnya yang bernuansa kaligrafi Arab. Dalam perkembangan selanjutnya motif-motif tersebut dimodifikasi dengan menambahkan raflesia, bunga kibut.


Kain besurek merupakan kain khas Bengkulu. Artinya kain besurek ini dapat dijadikan sebagai ciri atau identitas masyarakat Bengkulu. Motif asli atau dasar kain besurek antara lain : 1) motif Kaligrafi Arab, Arti motif kaligrafi Arab artinya motif pada kain besurek berupa tulisan Arab, 2) Kaligrafi Arab  dan Rembulan, Motif rembulan dipadu dengan kaligrafi Arab menggambarkan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, 3) Kaligrafi Arab dan Kembang Melati, motif ini selain menunjukkan adanya pengaruh Islam (kaligrafi Arab) juga menggambarkan kehidupan flora. Bunga melati adalati salah satu jenis tanaman yang banyak terdapat serta digunakan di Bengkulu sejak dulu, 4) Kaligrafi Arab  dan Pohon Hayat dan Burung, kain besurek dengan motif ini bisa dikatakan lebih berkembang dari yang  disebutkan sebelumnya, karena terdiri dari tiga jenis motif/gambar. 

Motif kain ini menggambarkan kehidupan flora, fauna, dan pengaruh Islam, 5) Motif Kaligrafi Arab,  Kembang Cengkeh dan Kembang Cempaka. Motif ini menggambarkan kehidupan flora dan fauna.Kembang cengkeh dan bunga cempaka adalah jenis tanaman yang banyak terdapat di Bengkulu, 6) Kaligrafi Arab, Relung Paku dan Burung Punai. Motif ini menggambarkan kehidupan flora dan fauna. Relung paku adalah jenis tanaman yang banyak dijumpai di Bengkulu pada jaman dahulu. Oleh karena itu tanaman inipun mengilhami para pengrajin kain besurek untuk melukisnya di atas kain.

Motif dasar kain besurek yang merupakan hasil ciptaan nenek moyang daerah ini haruslah tetap dipertahankan, karena ketujuh motif tersebut adalah inti kekhasan kain besurek Bengkulu yang tak terdapat di daerah lain. Yang membedakan dalam hal fungsi (penggunaan) adalah pada warnanya. Mempertahankan kain besurek dengan motif asli merupakan hal yang penting. 

Akan tetapi menciptakan motif-motif baru juga tak kalah pentingnya. Penciptaan motif-motif baru dengan warna-warna yang lebih beragam sangat dibutuhkan untuk lebih memasyarakatkan kain besurek. Hal initersebut umumnya sudah dilakukan oleh sebagian besar pengrajin kain besurek. Selain warna dan motif yang lebih variatif, penggunaan kain besurek pun kini lebih luas, tak terbatas pada acara atau upacara adat saja. Penggunaan di luar acara ini antara lain: untuk bahan pakaian (busana resmi, seragam), kipas, taplak meja, dan sebagainya.   Upaya tersebut sangat baik untuk dilakukan, karena masyarakat kini menjadi lebih akrab dengan kain besurek.

Selain itu, pemerintah daerah berkewajiban untuk membina perajin batik untuk merubah sistem produksi batik dari cara lama, beralih menggunakan teknologi modern, agar kualitas, kuantitas dan harga batik dapat lebih bersaing dengan batik pabrikan luar daerah.

0 comments

Post a Comment